Hutan adalah wilayah daratan yang didominasi oleh pepohonan. Ratusan definisi hutan digunakan di seluruh dunia, menggabungkan faktor-faktor seperti kerapatan pohon, tinggi pohon, penggunaan lahan, kedudukan hukum, dan fungsi ekologis.
Hutan memiliki peran yang tentunya sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Hutan menutupi hampir sepertiga dari keseluruhan daratan di bumi serta menyedikan manfaat esensial bagi seluruh spesies.
Udara yang kita hirup, air yang kiita minum semua berasal dari hutan. Begitu pentingnya hutan bagi kehidupan makhluk hidup. Sebagai manusia yang sangat bergantungan dengan hutan dan harus menjaga kelestarian hutan agar tidak merusaknya.
Namun bagaimana jika hutan terkena penyakit atau yang biasa di sebut dengan penyakit hutan. Penyakit hutan sangat erat hubungannya enegan vegatasi dominan di hutan, yaitu pohon.
Terdapat penilaian kesehatan hutan yang dilakukan untuk mengontrol dan memastikan kondisi hutan saat ini, perubahan yang terjadi maupun kecenderungan berbagai kejadian yang mungkin akan terjadi. Mengontrol kesehatan hutan dilakukan untuk memastikan bahwa hutan benar-benar sehat dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Pentingnya memastikan hutan dari kerusakan yang disebabkan berbagai penyebab yang dapat mengganggu fungsi hutan, salah satu faktor yang dapat menghambat fungsi hutan yaitu terjadinya kerusakan hutan karena penyakit hutan.
Penyakit Hutan
Penyakit hutan merupakan fenomena kerusakan hutan yang berkaitan dengan penyakit pada pohon yang disebabkan oleh organisme hidup. Tanaman hutan dapat terjangkit penyakit disebabkan oleh faktor biotik dan faktor abiotik.
Faktor utama tumbuhan hutan terjangkit penyakit yaitu serangga hama, mikroba seperti bakteri, jamur virus dan tumbuhan lain yang hidup di dalam tubuh pohon (patogen). Penyakit tumbuhan hutan dapat dikenali dengan mengamati tumbuhan berupa perubahan-perubahan morfologi maupun fisiologi tumbuhan.
Penyakit hutan dapat mengakibatkan berbagai permasalahan dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan seperti tumbuhan yang terlihat tidak sehat, kerdil, penurunan produksi dan timbul gejala spesifik pada tumbuhan seperti bercak, puru, kematian jaringan, mosaik, perubahan warna, dll.
Penyebab Penyakit Hutan
Kerusakan tumbuhan yang disebabkan oleh hama dan penyakit yang terlihat pada fisik tumbuhan, yaitu pada bagian:
- Daun, pada tumbuhan yang terserang penyakit maupun hama terlihat dari daunnya yang berlubang, warna daun yang berbeda dari warna daun pada umumnya, bercak berwarna putih/hitam, berbintik, daunnya yang terlihat melipat, keriting, rontok dan layu.
- Pucuk, bagian pucuknya terlihat layu, mudah patah, berlubang, keriting dan kematian ranting maupun pucuk.
- Batang dan akar tumbuhan yang berlubang, bengkak, akarnya mudah putus, mudah busuk dan tekstur batang dan akar yang retak.
- Buah, biji dan bunga banyak memiliki lubang, berubah warna, dan busuk.
Penyakit yang Menyerang Hutan
Penyakit Busuk Hati
Penyakit ini menyerang kayu yang mengakibatkan pembusukan kayu ditengah cabang maupun batang. Pohon yang terserang penyakit ini akan memiliki kayu yang lapuk sehingga struktur pada pohon lebih lemah serta rentan terhadap kerusakan.
Salah satu organisme yang menyebabkan penyakit ini adalah Phellinus noxius, Tinctoporellus epimetheus, dan Rigidoporus hypobrunneus. Penyakit ini dapat diketahui ketika tanaman di tebang, batang akan terlihat dari perbedaan warna karena terjadi perubahan warna, beberapa bagian busuk, kayu rapuh serta lunak bahkan busuk yang disertai lubang.
Penyakit Busuk Akar
Penyakit busuk akar merupakan penyakit tumbuhan yang menyerang akar. Tumbuhan yang terjangkit memiliki akar yang membusuk sehingga proses translokasi hara dan air pada tumbuhan menjadi terganggu. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme parasit yaitu jamur patogen Ganoderma sp.
Penyakit Embun Tepung
Yang diserang oleh penyakit ini adalah daun pada tumbuhan yang menyebabkan daun mengalami perubahan bentuk menjadi kering, berkerut, keriting yang dapat membuat daun mudah rontok. Penyakit ini juga menyebabkan banyaknya kumpulan tepung putih pada permukaan daun yang disebabkan oleh jamur Oidium tingitanium.
Penyakit Karat (Phyllode rust)
Penyakit karat disebabkan oleh jenis fungi Uromycladium tepperianum yang biasanya menyerang inang tumbuhan Acacia spp. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini, terdapat pada permukaan daun, batang maupun tangkai berupa bercak nekrotik berbentuk agak bulat dengan warna hijau yang pucat.
Bercak ini dapat menebal dan membentuk bintil dengan warna coklat kehitaman. Akibat penyakit ini pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan pada bibit/tumbuhan muda akan mengalami kekeringan dan mati.
Penyakit Tumor/Kanker Batang
Penyakit ini menyerang batang tumbuhan sehingga kulit batang maupun cabang yang terserang berwarna lebih gelap dan pada bagian yang berwarna gelap tersebut batang akan membusuk dan basah.
Pada tanaman yang terkena penyakit ini akan terjadi pembengkakan pada batang dan jaringan kayu pada batang menjadi rapuh, lunak, dan retak-retak. Organisme penyebab penyakit ini adalah Nectria sp., Hypoxylon mammatum, dan Cytospora sp yang biasanya menyerang pohon Eucalyptus dan Pinus.
Tumbuhan yang terjangkit penyakit akan menimbulkan efek buruk yang dapat menyebabkan berbagai permasalahan dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak buruk dan kerugian yang diakibatkan oleh penyakit yang menyerang tumbuhan sehingga diperlukannya penanganan yang tepat dan sesuai sehingga dampak kerugian dapat dicegah.
Cara Mengatasi Penyakit Hutan
Berbagai upaya yang dapat mencegah dampak negatif penyakit hutan yang dapat merugikan serta mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan melakukan cara sebagai berikut :
- Dapat diatasi dengan melakukan sanitasi di kawasan yang terkena penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme parasit (patogen), dengan cara melakukan penyemprotan dengan fungisida untuk mengurangi/membasmi pertumbuhan patogen pada tumbuhan.
- Melakukan Eradikasi yang merupakan jenis pengendalian dengan memusnahkan patogen beserta tanaman yang terjangkit penyakit untuk memutuskan tali penyebaran sehingga tidak menjadi sumber penyakit yang menyebar ke tanaman lain.
- Menggunakan prinsip biologis dengan perencanaan dan manajemen ekosistem untuk mencegah patogen maupun hama tidak menyerang hutan seperti dengan melepaskan musuh alami dari patogen maupun hama tersebut.
- Melakukan pengendalian benih dan bibit tanaman yang sehat dengan menanam tanaman yang kebal terhadap penyakit.
- Mengontrol penanaman hutan mulai dari persemaian bibit, komposisi tumbuhan, jarak antar tanaman maupun kesesuaian tanaman dengan iklim sekitar.
- Melakukan pengecekan berkala pada kondisi hutan yang rentan akan terjangkit penyakit. Hal ini dilakukan untuk mengusahakan tanaman yang terjangkit diberi perlakuan khusus untuk memulihkan dan menghilangkan penyakit dari tumbuhan untuk mengurangi resiko penyebaran penyakit.
Pengendalian upaya pencegahan penyakit hutan secara maksimal merupakan suatu usaha untuk mengurangi dampak yang merugikan dari penyakit hutan. Penyakit hutan dapat menimbulkan permasalahan seperti kerusakan hutan, terganggunya ekosistem hutan baik flora maupun fauna, bahkan berpengaruh pada perekonomian masyarakat maupun industri karena hasil hutan yang diproduksi tidak maksimal.