Di Balik Keindahan Kepulauan Banda Ada Sejarah Yang Menyedihkan

Pulau Banda atau Banda Naira merupakan salah satu pulau yang terletak sebagai tempat wisata di Maluku Tengah tepatnya di Kepulauan Banda. Pada zaman penjajahan hingga abad 19 pulau banda menjadi pusat perdagangan rempat-rempahyang juga ada di tempat wisata di Maluku Utara.

Selain menjadi salah satu tempat bersejarah di Indonesia, Banda Naira sangat dikenal akan wisata laut yang sangat mempesona. Keindahan alam bawah laut sangat menakjubkan dengan  flora dan fauna yang beranekaragam, sekitar 250 spesies biota laut yang hidup di bawah laut pulau banda.

Selain dapat melihat keindahan flora dan fauna di taman bawah laut, kita juga dapat melihat berbagai mamalia laut besar seperti ikan paus dan lumba-lumba. Kita dapat menyaksikan langsung ikan paus dan lumba-lumba diatas perahu ketika kita menjelajah pulau banda. Tak hanya keindahan laut saja yang terdapat di pulau banda, kita dapat mengunjungi Benteng Belgica yang berdiri kokoh sangat megah dan mempunyai nilai sejarah yang tinggi.

Mengenal Sejarah Kepulau Banda

Kepulauan Banda yang kini terlupakan pada masa lalu menjadi satu dari beberapa kawasan paling diburu karena menghasilkan pala. Sejak diperkenalkan oleh para pedagang Cina, pala menjadi salah satu komoditi rempah yang ditaksir dengan harga yang sangat tinggi.

Segenggam pala pernah dianggap lebih bernilai dari segenggam emas. Hal tersebut membuat para pedagang Cina menutupinya dengan kain sutera. Jalur Sutera begitu dikenal di seluruh dunia yang sebenarnya merupakan usaha menutupi Jalur Rempah. Namun kebenaran sesungguhnya, karena rempah-lah ekspedisi-ekspedisi besar dari Eropa diluncurkan, saling berlomba untuk mencapai pulau kecil di Timur ini.

Sejarah Banda penuh dengan darah dan kesedihan. Masa depan Banda dan pala  berubah saat Jan Pieterszoon Coen yang saat itu sudah berbendera VOC tiba di Banda dan melakukan aksi paling brutal sepanjang sejarah. Dari jumlah 14.000 orang, setelah peristiwa pembantaian pada tahun 1621 jumlah penduduk asli kepulauan Banda hanya tersisa 480 orang.

Eksodus besar-besaran dari Banda mengakibatkan penduduk asli Banda sulit sekali ditemukan terutama di kepulauan Banda.   Di sisi lain, eksodus besar-besaran tersebut menjadikan Banda sebuah kawasan yang unik karena dihuni berbagai suku bangsa di Nusantara, Arab, Tionghoa, dan Eropa.   Masyarakat inilah yang membentuk masyarakat Banda hari ini.

Perseteruan Belanda dan Inggris selama bertahun-tahun di Banda, berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Breda pada tahun 1667 yang berisi penyerahan Pulau Run dari Inggris ke Belanda dan sebagai gantinya Inggris mendapatkan hak atas Nieuw Amsterdam (Mannhatan, New York) yang waktu itu dinilai sebagai ganti rugi yang cukup atas Pulau Run.

Banda turut pula berperan penting dalam lahirnya Indonesia. Di Banda, kolonialisme dimulai, namun di Banda pula ide-ide kebangsaan lahir. Pada saat hampir bersamaan 4 orang founding fathers Indonesia, Moh Hatta, Sutan Sjahrir, Dr. Tjipto Mangunkusumo, dan Iwa Kusuma Sumantri dibuang ke Banda Neira.

Kisah terusirnya pribumi dan kedatangan bangsa-bangsa yang kemudian menjadi orang Banda dalam ragam interaksi sosial budaya membuat Sutan Sjahrir menjadikannya sebagai salah satu gagasan dalam perumusan Undang-Undang Dasar 1945. Banda dan keberagamannya merupakan cerminan Indonesia dengan keberagaman budayanya.

Mengisahkan kehidupan di Kepulauan Banda dan pala saat ini adalah mengisahkan kisah-kisah tersembunyi yang membentuk kehidupan manusia hari ini. Kepulauan Banda dengan pala pada satu masa telah menjadi penyebab migrasi manusia secara besar-besaran dari satu kawasan ke kawasan lain dan menciptakan ruang akulturasi bangsa bangsa dari seluruh penjuru dunia.

Saat ini Banda tetap bertahan dengan  industri perikanan dan pariwisata bawah lautnya. Pada banda yang pernah menjadi koordinat penting dalam sejarah penjelajahan dan penaklukkan manusia, hari ini dihadapkan dengan kenyataan bahwa saat ini tidak lagi lebih dari komoditas sampingan karena tidak adanya inovasi dan kebaruan. Banda tetap bertahan walaupun dengan denyut nadi yang lemah.