Dota atau Defence of The Ancient merupakan game strategi yang banyak dimainkan diseluruh dunia. Awalnya dota merupakan sebuah map dari game Warcraft III milik Blizzard. Untuk memainkan dota, kamu harus masuk dulu ke dalam Warcraft III, lalu pilih map dota baru kemudian bisa bermain.
Game ini kemudian berkembang sangat pesat sampai akhirnya pada tahun 2011 valve melahirkan Dota 2 yang merupakan game independen tanpa bergantung pada Warcraft III. Dota 2 terkenal punya skena esports yang sangat hidup, terutama sejak Valve mengambil alih publikasi dan pengembangan.
Buriza–do Kyanon
Mungkin tidak banyak yang tahu kalau ini adalah item pendahulu dari Daedalus, yaitu item yang ditempah dari Crystalys. Banyak pemain Dota yang menyayangkan nama keren ini diganti menjadi Daedalus di sekuelnya Dota 2.
Buriza–do Kyanon sendiri adalah bentuk romanisasi/romaji dari ブリザードキャノンatau yang dalam Bahasa Inggris berarti Blizzard Cannon. Ini merupakan referensi dari Unique Weapon pada salah satu game Blizzard yaitu Diablo II yang memiliki nama yang sama.
Jikalau Valve memutuskan untuk menggunakan nama ini, maka Valve akan memperpanjang urusan mereka dengan Blizzard yang pernah berantem dengan Valve untuk memenangkan hak kekayaan intelektual dari game Dota ini. Untuk itu, Valve mengganti nama item ini menjadi Daedalus yang lagi-lagi merupakan referensi dari salah satu buku puisi mitologi Roma yang merupakan nama karakter dari ayah Icarus yang merupakan seorang pengrajin ahli.
Pudge, The Butcher
Pudge merupakan salah satu hero ikonik dalam Dota yang memiliki kemampuan unik untuk menarik musuhnya lebih dekat dan kemudian melakukan hard CC pada musuh dengan membuat musuh tidak dapat bergerak untuk durasi waktu yang cukup lama.
Di samping potensinya, hero satu ini diilustrasikan dengan wujud seorang manusia berbadan gembul, besar, memiliki pisau daging dan pengait untuk menggantung daging sebagai senjatanya, serta berbadan bau.
Meskipun mereka memiliki sebutan yang sama lintas game, The Butcher itu sendiri sebenarnya merupakan salah satu referensi dari salah satu game keluaran Blizzard, yaitu Diablo. The Butcher pada Diablo akan menjatuhkan Unique Weapon yang bernama The Butcher’s Cleaver yang memiliki bentuk seperti pisau daging besar.
Tidak hanya itu, ultimate skill dari Pudge yaitu Dismember yang mengeluarkan suara “Ahh.. Fresh Meat!” yang terdengar hingga ke seluruh map saat digunakan; ternyata juga merupakan sebuah catchphrase yang diucapkan oleh The Butcher di game Diablo I pada saat karakter player pertama kali bertemu dengan bos yang satu ini.
Admiral Kunkka
Bila kamu gemar bermain Dota maupun Dota 2, kamu pasti kenal dengan hero satu ini kan? Seorang pelaut yang memiliki kemampuan push dan Crowd Control (CC) yang kuat. Akan tetapi, kemunculan hero ini ternyata adalah sebuah hadiah untuk seseorang yang spesial bagi perkembangan game Dota.
Admiral Kunkka merupakan sebuah karakter yang namanya diambil dari seorang seniman yang setia melukiskan karya seninya dalam tampilan loading screen Dota. Berkat lukisannya yang penuh fantasi, permainan Dota tampak menjadi lebih hidup.
Kunkka, atau Kendrick Lim, adalah seorang seniman digital yang aktif dalam perkembangan game Dota. Karyanya untuk Dota sudah begitu banyak dan itu semua bisa kamu nikmati.
King Leoric, Skeleton King
Untuk kamu yang terlebih dahulu mengenal Dota 2, maka kamu akan merasa asing dengan nama ini. Akan tetapi, bila kamu adalah pemain yang sudah bermain sejak gim Dota, kamu pasti lebih familiar dengan sebutan King Leoric dibandingkan dengan Wraith King.
Kebingungan dalam menyebut nama baru ini juga kerap terjadi di berbagai hero. Misalnya, yang dulunya Magina kini disebut dengan Anti Mage; yang dulunya dikenal dengan nama keren Lina Inverse alias Slayer, kini disingkat menjadi Lina.
Ya, King Leoric adalah sebutan dari era Dota AllStars untuk Wraith King yang sekarang kita kenal sebagai hero yang memiliki kemampuan untuk hidup kembali dengan kekuatan penuh setelah terbunuh untuk membalaskan dendam. Meskipun Wraith King masih memiliki wujud seperti tengkorak, tapi apa yang membuatnya memiliki desain seperti ini?
Jawabannya terletak pada referensi dari Wraith King, yaitu King Leoric, the Skeleton King. King Leoric merupakan salah satu karakter yang lagi-lagi diadaptasi dari lore game Diablo. Ia adalah seorang raja mulia yang dirasuki oleh Diablo secara diam-diam hingga gila karena membunuh semua orang yang dituduhnya telah menculik anaknya yang hilang. Pada akhirnya ia pun dibunuh oleh salah satu pasukannya sendiri.
Dia tidak pernah dikubur dengan layak dan dikubur dengan mengenakan armor-nya. Diablo kemudian membangkitkannya untuk menjadi salah satu komandannya dan memimpin pasukan tengkorak bersamanya. Hingga saat ini banyak orang menginginkan Wraith King untuk memiliki kisah aslinya dari King Leoric atau Skeleton King; namun mereka semua juga sadar bahwa lore tersebut merupakan hak cipta eksklusif dari Blizzard.
Lina Inverse, the Slayer
Lina Inverse, atau yang di Dota 2 lebih dikenal dengan sebutan Lina saja, masih merupakan salah satu hero tipe Intelligence terkuat di era Dota 1 maupun di Dota 2 zaman now.
Tahukah kamu jikalau ternyata nama lengkap dan gelar yang dimiliki oleh karakter yang satu ini merupakan referensi langsung dari light novel, manga dan anime yang berjudul Slayers?
Lina Inverse adalah salah satu karakter utama pada serial Slayers yang memiliki kemampuan sihir yang kuat. Bahkan kemampuan sihirnya pada serial ini digunakan langsung sebagai nama skill-nya di Dota.
Dragon Slave, Light Strike Array, dan Laguna Blade (versi Jepang dari Ragna Blade) adalah jurus-jurus yang turut ditampilkan dari serial Slayers tersebut. Akan tetapi, Lina bukanlah satu-satunya karakter yang diangkat dari serial TV.
Guinsoo’s Scythe of Vyse
Mungkin banyak di antara kalian yang akan merasa asing mendengar nama item ini. Tapi tahukah kamu bahwa item bernama panjang ini ternyata mengandung sebuah nama dari salah satu pengembang map Dota semasa masih di Warcraft 3?
Guinsoo, sama seperti IceFrog, adalah salah satu pengembang Dota pada masanya. Guinsoo sendiri adalah pendahulu dari IceFrog. Di tahun 2005, Steve “Guinsoo” Feak menurunkan proyek pengembangan Dota pada IceFrog, dan di tahun yang sama ia direkrut oleh Riot Games untuk mengembangkan MOBA League of Legends.
Nah, sekarang terkuak kalau Dota adalah bapak dari segala MOBA! Akan tetapi, perlu diingat juga bahwa pada dasarnya League of Legends (LoL) tidaklah menjiplak game Dota. Hanya saja, LoL dikembangkan oleh salah satu pengembang Defense of the Ancients atau Dota.
Selain itu, Guinsoo juga turut meninggalkan sebuah nama ikonik untuk maskot Dota yang popularitasnya terus melambung hingga ke ajang turnamen jutaan dolar The International.
Maskot tersebut tidak lain diberi nama Roshan oleh Guinsoo! Ia menamai karakter ini berdasarkan nama bola bowling yang dimilikinya. Selain itu, Guinsoo juga membuat sebuah item bernama Guinsoo’s Rageblade dalam League of Legends. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa nama Guinsoo ditinggalkan di dalam Dota 2.
Eul’s Scepter of Divinity
Kisah di balik item satu ini juga serupa dengan Guinsoo. Kyle “eul” Sommer adalah sang pencipta dari game Defense of the Ancients atau DotA pertama yang mengembangkan game ini berdasarkan sebuah mod dari game StarCraft, yaitu Aeon of Strife.
Meskipun bukan menjadi map terbaik pada masanya sebagai game “AoS-like”, pengembangan yang dilanjutkan oleh Guinsoo pada saat menjadi Dota: Allstars berhasil membuat game ini menjadi game yang dikenal di seluruh dunia.
Eul juga sempat membantu Valve pada saat Riot Games melalui Steve “Pendragon” Mescon yang ingin memperebutkan hak atas “Defense of the Ancients”, dengan menyatakan telah menyerahkan segala hak atas nama tersebut kepada Valve.