Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian Banyak Terjadi Di Indonesia

Pernikahan tidak selalu berjalan mulus, akan ada kenyataan menyedihkan yang harus dihadapi. Bahkan, banyak perkawinan yang harus berakhir dengan perceraian.  Perceraian adalah berakhirnya suatu hubungan pernikahan, saat salah satu atau bahkan keduanya sudah tidak ingin hidup bersama lagi sebagai suami istri.

Keharmonisan dapat dicapai melalui komunikasi asosiatif. Komunikasi asosiatif sendiri merupakan komunikasi positif, membentuk tatanan dalam kelompok sosial, sehingga anggota-anggota yang harmonis membentuk pola kerjasama. Dengan kata lain, komunikasi ini melibatkan kolaborasi di mana pemahaman dan penerimaan masih dalam proses.

Adapula komunikasi asosiatif di mana kita mentolerir kompromi timbal balik. Komunikasi secara asosiatif merupakan bagaimana para pelaku dan rekannya berkomunikasi sebagai akibatnya bisa mengikuti keadaan buat mencapai kesepahaman. Perilaku komunikasi asosiatif dapat tercermin ketika pasangan mengatur keuangan keluarga, memilih tugas dan tanggungjawab dalam rumah tangga. Artinya ketika pasangan menjalani perkawinan dan mengalami akulturasi atau penerimaan kebudayaan terhadap pasangannya membentuk konvensi pada tempat tinggal tangga.

Perceraian pada Indonesia didominasi oleh cerai gugat atau cerai yang diajukan oleh pihak istri. Angka perceraian dan juga cerai gugat pada Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat. Bahkan perbandingan cerai gugat (diajukan oleh istri) berbanding menggunakan cerai talak (diajukan oleh suami) sebesar 70:30. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan maraknya kasus perceraian di Indonesia :

Faktor Bercerai Lantaran Komunikasi Yang Buruk

Sebanyak 35% jurnal menyatakan faktor penyebab perceraian merupakan lantaran komunikasi yang buruk. Terdapat kabar bahwasannya komunikasi yang buruk membangun kasus yang lebih luas, seperti: keliru satu pasangan tidak merasa dihargai, keliru satu pasangan tidak mampu diajak berbagi, keliru satu pasangan tidak terdapat ketika dibutuhkan .Komunikasi yang buruk juga ditimbulkan lantaran jeda tempat tinggal antar pasangan. Hal ini berlaku dalam pasangan yang keliru satunya bekerja pada luar negeri

Faktor Adanya Orang Ketiga Atau Perselingkuhan

Sebanyak 35% jurnal menyebutkan bahwa salah satu penyebaab perceraian adalah perselingkuhan. Perselingkuhan yang terjadi pun beragam, sekedar melakukan pesan teks secara daring sampai ke kondusi zina yaitu berhubungan layaknya suami istri.

Salah satu masalah yang terjadi yaitu, masih ada pasangan pada suami yang kerap berselingkuh & bergonta-ganti wanita. Seorang istri tidak menyukai sifat ini, hingga akhirnya menggugat cerai suaminya. Menurut penelitian, diketahui bahwa faktor-faktor yang mengakibatkan pasangan suami istri mempunyai wanita ataupun laki-laki idaman lain ditimbulkan lantaran kondisi ekonomi yang kurang & rendahnya pemahaman mengenai hak & kewajiban menjadi seseorang suami ataupun istri.

Faktor Sosial & Budaya

Faktor sosial dan budaya daoat mempengaruhi perceraian. Banyak jurnal membahas bagaimana faktor sosial dan budaya memnpengaruhi perceraian. Salah satunya karena pernikahan antar suku di Indonesia. Ada konflik dan hambatan dalam bentuk komunikasi.

Pasangan beda etnis ini mengalami hambatan kesalahpahaman berdasarkan pola pikir, perbedaan persepsi, perbedaan bahasa, dan komunikasi nonverbal. Kesalahan komunikasi non-verbal disebabkan oleh perbedaan budaya. Kemudian perbedaan budaya ini terkait dengan munculnya konflik dalam konteks hubungan interpersonal pasangan berbeda etnis