Makna Bahan-Bahan Sesajen Bagi Masyarakat Bali

Pernahkah kamu melihat jika orang bali melakukan tradisi atau berdoa pasti tak luput dari sesajen.  Umumnya, sesajen itu terbagi dalam bunga, nasi, biskuit, permen, dan sebagainya. Sesajen sering di hubungkan dengan hal-hal mistis, yakni jika siapa yang tidak sengaja atau dengan sengaja menginjak atau merusak maka orang tersebut akan kena musibah atau celaka. Namun lebih dari itu, sesajen juga memiliki arti dan makna tersendiri bagi masyarakat bali.

Makna Sesajen

Sesajen atau sajen, atau ada juga yang menyebutnya sesaji, adalah sejenis makanan yang dipersembahkan kepada dewa atau arwah nenek moyang atau juga kepada makhluk ghaib penguasa suatu tempat. Sesajen ini biasanya dimunculkan dalam ritual upacara adat di masyarakat yang memiliki kepercayaan tertentu.

Masyarakat yang melakukan ritual seperti itu meyakini, bahwa makanan sesajen yang mereka berikan merupakan bentuk rasa syukur dan ungkapan terima kasih atau bisa juga sebagai sesembahan untuk memohon agar dijauhkan dari bahaya yang biasanya ditujukkan kepada makhluk ghaib penguasa tempat tersebut. Dan masyarakat juga meyakini makanan sesajen tersebut akan dimakan oleh makhluk ghaib tersebut.

Warga Bali yang sebagian besar beragama Hindu mengawali hari dengan doa yang disertai sesajen bunga untuk dipersembahkan pada Dewa-Dewi Bali. Sesajen mempunyai nilai yang sakral buat masyarakat Bali. Mereka yakin dengan persembahkan sesajen, mereka akan memperoleh peruntungan, sekaligus juga menampik kemalangan.

Tidak hanya untuk memperoleh peruntungan, pemberian sesajen adalah langkah masyarakat Bali untuk mengucapkan syukur pada beberapa Dewa yang sudah memberi kesejahteraan buat kehidupan mereka.

Adat ini telah dikerjakan lama, dapat disebutkan telah datang dari nenek moyang kita yang mempunyai pertimbangan religius. Ada lambang atau siloka di pemberian sesajen, yakni sesajen simpel dipersembahkan tiap hari. Sedang, sesajen spesial disiapkan untuk acara-acara keagamaan khusus. Di pura-pura, sesajen untuk Dewa serta roh beberapa leluhur ditempatkan di altar yang tinggi, sedang sesajen untuk roh-roh jahat ditempatkan dibagian fundamen.

Bentuk sesajen yang sering kita jumpai di Bali ialah bunga. Bunga berarti filosofis, supaya kita serta keluarga selalu memperoleh “keharuman” dari beberapa leluhur. Keharuman adalah majas dari karunia yang banyak dari beberapa leluhur serta bisa mengalir pada keturunan.

Bahan-bahan Sesajen Ada Maknanya

  • Daun Janur sebagai wadah yang dibentuk segi empat, (Simbol kekuatan Ardha Candra atau bulan).
  • Isian sesajen: pinang, daun janur, sirih, dan Kapur (simbol terhadap Tridharma Hindu Bali: Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa).
  • Bunga: canang diisi bunga yang harum dan masih segar (simbol kesucian dan ketulusan), serta bunga yang dibentuk rampai (simbol kebijaksanaan).
  • Tambahan makanan: irisan tebu, pisang, beras, hingga kue khas Bali.

Sering kali kita mendengar & memperingatkan rekan-rekan yang pergi ke Bali agar tidak menginjak atau menyenggol sesajen. kalau diinjak dapat membuat kita alami nahas atau insiden yang tidak enak. Sebenarnya, tidak menginjak atau menyenggol sesajen ialah bentuk penghormatan kita pada adat atau keyakinan masyarakat Bali, bukan agar kita tidak terkena nahas. Di luar mitos mistisnya, sesajen ialah cara masyarakat Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu untuk mengucap syukur pada penciptanya.