Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Dikalangan umum, istilah ini dikenal sebagai “bercocok tanam tanpa tanah”. Di sini termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus putih.
Mengenal perkembangan Hidroponik
Dahulu, peneliti yang bekerja di laboratorium fisilogi tumbuhan sering bermain-main dengan air sebagai media tanam dengan tujuan uji coba bercocok tanam tanpa tanah. Sebagian orang menganggap metode itu sebagai aquakultur (bercocok tanam di dalam air). Uji coba tersebut ternyata berhasil dan patut diberi acungan jempol sehingga banyak ahli agronomi yang terus mengembangkan cara tersebut.
Pada perkembangan selanjutnya, media air diganti dengan media yang lebih praktis, efesien dan lebih produktif. Cara kedua ini lebih mendapat sambutan dibandingkan cara yang hanya menggunakan media air. Oleh karenanya, pada perkembangan selanjutnya, teknik itu disebut hidroponik. Hidroponik ini kemudian dikembangkan secara komersial.
Sejak itu, hidroponik yang berarti hydros adalah air dan ponics untuk menyebutkan pengerjaan atau bercocok tanam, dinobatkan untuk menyebut segala aktifitas bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat tumbuhnya. Gericke ini menjadi sensasi saat itu, foto dan riwayat kerjanya menjadi headline surat kabar, bahkan ia sempat dinobatkan menjadi orang berjasa abad 20.
Sejak itu, hidroponik tidak lagi sebatas skala laboratorium, tetapi dengan teknik yang sederhana dapat diterapkan oleh siapa saja termasuk ibu rumah tangga. Jepang yang kalah dari sekutu dan tanahnya tandus akibat bom atom, pada tahun 1950 secara gencar menerapkan hidroponik.
Kemudian negara lain seperti Irak, Bahrain dan negara-negara penghasil minyak yang tanahnya berupa gurun pasir dan tandus pun ikut menerapkan hidroponik. Keberhasilan metode hidroponik tergantung dari keberhasilan wadah, media, dan tanaman yang digunakan. Oleh karena itu, semua media dan wadah yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu.
Keuntungan menggunakan teknik hidroponik adalah hasil tanaman berkualitas tinggi, bebas penyakit, penanaman tidak harus mengikuti musim tanam, tidak memerlukan tanah yang lebih luas, serta penggunaan air dan pupuk menjadi lebih hemat.
Tanaman hidroponik bisa dilakukan skala kecil di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial. Beberapa kelebihan tanaman hidroponik antara lain ramah lingkungan, hemat air karena penggunaan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, dan mengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin.
Tanaman hidroponik tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat luas. Lebih hemat waktu dan tenaga karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari. Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu dan dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim.
Tanaman hidroponik menjadi unggul bukan hanya dikalangan pebisnis tanaman dan sayuran tetapi juga dikalangan masyarakat yang hobi bercocok tanam terutam di daerah urban dan perkotaan. Beberapa tanaman hidroponik yang umum adalah sayur-sayuran seperti pakchoy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan strowbery, dan beberapa jenis tananaman lainnya.