Mengenal Sejarah Hajar Aswad, Sebuah Batu Dari Surga

Bagi masyarakat yang pernah menginjakkan kaki ke tanah suci Mekkah, mencium batu Hajar Aswad merupakan sebuah keinginan. Masyarakat harus rela berdesak-desakan agar dapat memegang dan mencium batu Hajar Aswad tersebut. Masyarakat meyakini bahwa Hajar Aswad merupakan sebuah batu yang berasal dari surga, jenis corundum yang terletak di sudut tenggara Ka’bah.

Apa itu Hajar Aswad ?

Hajar Aswad adalah salah satu objek yang berada di salah satu sudut Ka’bah. Sebuah riwayat mengatakan bahwa batu ini sebenarnya berasal dari surga dan dibawa turun ke Bumi oleh malaikat Jibril dan diterima langsung oleh Nabi Ismail AS.

Dalam bahasa Arab, Hajar Aswad terdiri dari dua kata yaitu ‘Hajar’ yang bermakna batu dan ‘Aswad’ yang bermakna hitam. Pada awalnya hajar aswad warnanya putih, lebih putih dari susu. Kemudian warnanya berubah menjadi hitam seiring perbuatan dosa yang dilakukan oleh anak Adam. Hal ini dipertegas dalam sebuah hadis berikut.

Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW telah bersabda, ”Hajar Aswad itu asalnya dari surga, warnanya lebih putih dari susu, dosa-dosa manusia lah yang membuat warnanya jadi hitam.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Al Baihaqi). Sebagaimana umum diketahui, Hajar Aswad terletak di sudut timur Kabah dan terlihat seperti satu batu yang terlindung dalam bingkai perak.

Sejarah Hajar Aswad

Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Ibn Abbas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad berkata: “Batu Hitam turun dari surga dan itu lebih putih dari susu, tetapi dosa anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam”

Batu ini memiliki aroma yang unik dan ini merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya, dan pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Ka’bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi Muhammad SAW. Karena dia selalu menciumnya setiap saat tawaf.

sebuah teknik fotografi dengan fokus panorama bertumpuk berhasil merekam gambar Hajar Aswad dengan tingkat akurasi dan kualitas tinggi. Hajar Aswad berada di Kabah di dalam Masjidil Haram. Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci Arab Saudi mengungkap teknik dokumentasi yang mereka lakukan itu baru-baru ini. Butuh tujuh jam menggabungkan foto-foto dengan kejernihan berbeda sebelum mereka mendapatkan foto dengan resolusi hingga 49.000 megapiksel tersebut.

Ini adalah kali pertama dunia bisa melihat lebih dekat Hajar Aswad. Gambar yang diambil disebutkan sangat jelas sehingga setiap orang bisa melihat setiap bagian batu yang tidak terlihat sebelumnya. Teknik fotografi yang terbaru dilakukan menegaskan kalau sebetulnya Hajar Aswad terdiri dari delapan batu kecil yang digabung dengan frankincense Arab.

bagi laki-laki, disunahkan untuk meletakkan dahinya ke Hajar Aswad serta menyentuh dan menciumnya sebanyak tiga kali. Namun apabila tidak mampu menyentuh secara langsung, sebab sulit mendekat, maka bisa dengan menggunakan tongkat, lalu mencium ujung tongkat yang menyentuh Hajar Aswad tersebut. Jika tetap tidak bisa, maka cukup dengan isyarat tangan kanan. Peletakan Hajar Aswad di sudut Kabah sangat strategis, sehingga jamaah haji umrah setelah thawaf berebut mencium dan mengusap batu hitam tersebut.