Briket arang merupakan salah satu bentuk energy terbarukan yang mulai di kembangkan sebagao pengganti bahan bakar yang di nilai cukup optimal untuk mempertahankan api. Pengembangan briket arang di idnonesia mulai di jalankan dan di kembangkan hingga saat ini.
Briket adalah bahan bakar padat yang terbuat dari bahan organik seperti arang kayu, sabut kelapa, sekam padi, dan limbah pertanian lainnya. Briket umumnya dibuat dengan cara mengompres bahan organik tersebut dengan tekanan tinggi tanpa menggunakan bahan pengikat kimia. Hasilnya adalah bahan bakar padat yang memiliki nilai kalori tinggi dan dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam.
Sejarah Briket
Briket telah digunakan sejak zaman dahulu sebagai bahan bakar. Di Eropa, briket dibuat dari arang kayu dan digunakan sebagai bahan bakar untuk pemanas rumah. Pada abad ke-19, produksi briket berkembang pesat karena harga batubara yang mahal dan pasokan yang terbatas. Selama Perang Dunia II, briket menjadi bahan bakar utama di Eropa karena pasokan minyak yang terganggu.
Tujuan Pembuatan Briket
Tujuan utama dari pembuatan briket adalah untuk menghasilkan bahan bakar padat yang ramah lingkungan, ekonomis, dan mudah untuk disimpan dan dibawa. Selain itu, tujuan pembuatan briket juga sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil yang semakin mahal dan jumlahnya semakin terbatas. Dengan menggunakan bahan bakar briket, kita dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Penggunaan briket juga dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Selain itu, penggunaan briket juga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas energi karena bahan bakar briket memiliki nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat menghasilkan panas dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Keuntungan Penggunaan Briket
Beberapa keuntungan penggunaan briket sebagai bahan bakar adalah:
- Bahan bakar yang ramah lingkungan karena terbuat dari bahan organik yang dapat diperbaharui
- Lebih ekonomis dibandingkan dengan bahan bakar fosil
- Mudah untuk dibawa dan disimpan karena memiliki ukuran dan bentuk yang seragam
- Meningkatkan kualitas udara karena bahan bakar yang dihasilkan dari pembakaran briket
- memiliki emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil
Kelemahan Penggunaan Briket
Namun, ada beberapa kelemahan dalam penggunaan briket sebagai bahan bakar, seperti:
- Pembuatan briket memerlukan teknologi yang canggih dan memakan waktu yang cukup lama.
- Membutuhkan bahan baku yang berkualitas baik agar kualitas briket yang dihasilkan juga baik.
- Efisiensi briket lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil karena nilai kalorinya yang lebih rendah.
Briket dapat dibuat dari berbagai jenis bahan baku, seperti kayu, biomassa, limbah pertanian, batubara, dan limbah lainnya. Setiap jenis bahan baku memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Tujuan utama pembuatan briket adalah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Keuntungan dari penggunaan briket antara lain memiliki nilai kalor yang tinggi, mudah dibawa dan disimpan, serta ramah lingkungan. Namun, briket juga memiliki kelemahan, seperti biaya produksi yang relatif tinggi dan kemampuan bahan bakar yang terbatas.
Proses pembuatan briket meliputi beberapa tahapan dan perlu memperhatikan faktor keamanan dan menjaga kebersihan bahan baku dari dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan demikian, penggunaan briket sebagai bahan bakar alternatif dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan.