Apu-apu atau dengan bahasa ilmiannya (Pistia stratiotes L.) merupakan salah satu tumbuhan liar atau gulma air yang banyak ditemukan di perairan sawah maupun di lahan pertanamannya terutama lahan budidaya padi. Kehadiran gulma liar dalam suatu lahan budidaya tidak diinginkan, karena gulma merupakan salah satu kelompok dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Keberadaan apu-apu pada perairan sawah sangat mengganggu tanaman utama dalam persaingan nutrisi. Sebagai contoh yaitu kegiatan pemupukan, bentuk daun yang lebar pada tumbuhan ini akan menghalangi pupuk yang diberikan pada tanaman, sehingga pupuk tidak terserap secara efektif pada tanaman budidaya.
Tumbuhan apu-apu memiliki potensi bertahan hidup di air dengan kondisi apapun dan sangat cepat dalam perkembangbiakkannya. Salah satu cara petani dalam menanggulanginya yaitu secara manual dengan menggunakan jaring untuk dibuang pada perairan sungai. Selain itu, tumbuhan liar ini juga banyak ditemukan pada kolam ikan dan dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
Manfaat lain dari tumbuhan ini adalah kemampuan daya serapnya terhadam logam berat seperti Fe, Cd, Cu dan Pb. Akar tanaman apu-apu melakukan adsorpsi dengan cara menyerap kontaminan logam berat pada akar dan mendistribusikannya keseluruh bagian tumbuhan.
Lalu, tanaman apu apu yang merupakan bagian dari famili talas-talasan (araceace) ini memiliki warna daun hijau, sampai hijau kebiruan dan akan menguning seiring dengan usianya yang semakin tua. Sepintas daun apu-apu berbentuk seperti mahkota bunga mawar. Tanaman hias apu apu ini ada yang dengan ukuran kecil tetapi ada juga dengan ukuran besar.
Sementara itu, akar tanaman apu-apu disebut juga bisa memiliki panjang mencapai 80 cm, akarnya menggantung dan memiliki stolon. Pada akar tanaman ini, rambut-rambut akarnya membentuk struktur yang menyerupai keranjang, dan dikelilingi gelembung udara.
Maka sangat menunjang daya apung tanaman tersebut. Ikan ikan dalam kolam sangat senang bersembunyi di bawah tanaman hias apu apu ini, apalagi saat cuaca panas. Bukan itu saja, konon tanaman ini juga bermanfaat sebagai obat herbal, untuk mengobati demam, batuk rejan, juga melancarkan air seni. Untuk diketahui, tanaman ini mengandung alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, minyak, lemak, serta glikosid.
Kemudian, tanaman hias apu-apu ini juga mampu mengendalikan pertumbuhan lumut di kolam. Sebab apu-apu yang tumbuh terapung akan menghalangi sinar matahari ke dalam air sehingga menghambat proses fotosintesis dari lumut. Selain memakai agen biocontrol, pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida diquat beserta kombinasinya dengan triclopyr, glyphosate, chlorsulfuron, terbutryn, 2,4-D dan endothall.
Namun perlu diperhatikan benar-benar bahwa zat-zat kimia tersebut memiliki dampak negatif bagi organisme-organisme lainnya utamanya manusia yang menjadikan sungai-sungai sebagai tempat kegiatan sehari-sehari seperti mandi, mencuci, sumber air minum, berenang, mencari ikan, atau sarana tranportasi air.
Secara mekanik dengan cara mengeluarkan Pistia gardneri dari air, kemudian dicacah atau dipotong-potong menggunakan mesin gurdi apabila jumlahnya banyak. Apabila jumlahnya sedikit, dapat dicacah secara manual atau ditumpuk begitu saja pada area yang terpapar sinar matahari.