Pada abad pertengahan yang diturunkan cerita rakyat inggris pada abad ke-12 Masehi adalah The Green Children of Woolpit. Legenda tersebut berasal dari sebuah komunitas pertanian kecil bernama Woolpit, yang terletak di wilayah East-Anglian di Suffolk.
Mengenal Penduduk Woolpit
Pada saat itulah desa diguncang oleh kemunculan dua anak muda yang aneh. Mereka adalah laki-laki dan perempuan, mungkin kakak dan adik, dan mereka terlihat berasal dari parit serigala yang digunakan oleh penduduk Woolpit.
Anak-anak berbicara dengan bahasa yang tidak dikenal, memakai pakaian yang tidak biasa, dan yang paling menakjubkan, berkulit hijau. Kedua anak dipindahkan ke kediaman Sir Richard de Calne, yang terletak hampir enam mil dari Woolpit. Akhirnya ditentukan bahwa anak-anak itu terkait satu sama lain.
Dilaporkan bahwa satu-satunya yang dimakan anak-anak selama beberapa hari pertama mereka tinggal adalah kacang. Perlahan, mereka menjadi terbiasa dengan berbagai diet, dan warna hijau kulit mereka mulai berubah menjadi warna “normal”. Kota itu berada di dunia bawah tanah dan tidak ada matahari yang bersinar terik seperti di Woolpit. Cuma ada cahaya senja abadi dan semua kulit penghuninya berwarna hijau.
Sayangnya, tidak lama setelah saudari itu dibaptis, anak laki-laki itu akan jatuh sakit dan meninggal dunia, sementara saudara perempuannya sembuh. Seiring berjalannya waktu, anak yang masih hidup itu berhasil belajar bahasa Inggris dan menceritakan kisahnya kepada penduduk desa. Dia berkata bahwa mereka berasal dari tanah yang tidak memiliki sinar matahari, dan menurut versi lain dari kisah tersebut, semuanya berwarna hijau. Dia berkata bahwa tanah ini disebut Tanah St. Martin.
Dia dan saudara laki-lakinya sedang menggembalakan kawanan ayah mereka ketika mereka dikejutkan oleh suara aneh yang memaksa mereka berlindung di sebuah gua. Setelah berjalan menuruni gua dan muncul di sisi lain, saudara kandung menemukan diri mereka di Woolpit, di mana mereka dihadapkan oleh mesin penuai yang menemukan mereka.
Menyusul pengungkapan informasi ini, Richard de Caine memberi wanita muda itu nama Agnes dan mempekerjakannya selama beberapa tahun sampai dia menikah dengan Richard Barre, Diakon Agung Ely. Dikatakan Agnes menyesuaikan diri dengan baik dengan kehidupan barunya, tetapi setelah pernikahannya, laporan lokal menganggapnya ‘sangat nakal dan kurang ajar’. Ada satu anak yang terdaftar lahir dari pasangan itu, menurut sebuah laporan.
Tentang warna hijau mereka, beberapa kalangan mengatakan itu disebabkan oleh Anemia Hipokromik atau Klorosis (dari bahasa Yunani, Chloris yang berarti kuning kehijauan). Kondisi itu disebabkan oleh pola makan yang sangat buruk sehingga memengaruhi warna sel darah merah dan menghasilkan warna kulit yang terlihat hijau.
Fakta kalau anak perempuan yang akhirnya punya warna kulit manusia pada umumnya setelah mengonsumsi makanan sehat jadi bukti paling kuat dalam mendukung teori tersebut. Ada juga teori lain yang berhubungan dengan imigran,
Yang Menjadi Misteri
Sebuah karya berjudul The Anatomy of Melancholy pada tahun 1621 yang ditulis oleh Robert Burton memilih versi cerita lain tentang anak-anak berkulit hijau ini. Dua anak itu diceritakan jatuh dari surga, membuat banyak orang berpikir kalau anak-anak itu mungkin makhluk luar angkasa.
Pada tahun 1996, Majalah Analog menceritakan hipotesis astronom bernama Duncan Lunan yang memperkirakan anak-anak itu enggak sengaja jatuh ke Woolpit dari planet asalnya. Mereka lalu terperangkap dalam orbit sinkron yang mengelilingi Matahari, membuat suasana kehidupan anak-anak itu cuma berada di ‘zona senja abadi’.
Kisah misteri tentang asal-usul anak-anak hijau ini sudah bertahan selama lebih dari 8 abad sejak cerita pertama ditulis. Meskipun fakta sesungguhnya dari cerita itu enggak pernah diketahui bahkan sampai hari ini, kisah dua anak berkulit hijau di Woolpit telah memberikan inspirasi bagi banyak karya sastra di seluruh dunia.