Sebagai kepala keluarga, ayah menanggung beban berat untuk memastikan semua kebutuhan keluarga tetap tersedia, bekerja mencari nafkah tentu tugas yang berat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Michigan State University, ternyata perkembangan mental dan kebiasaan anak-anak itu berhubungan erat dengan kondisi emosional ayah.
Peran Penting Ayah Berdapak Kepada Anaknya
Saat ini, sedang tumbuh tren para ayah yang ingin mengambil peran aktif mendidik anak, yang satu generasi ke belakang masih diserahkan total pada ibu. Tentu penelitian seperti ini perlu kita ketahui agar tahu dampak peran ayah pada anak-anak, baik secara positif maupun negatif.
Keterlibatan Ayah Membentuk Kepribadian si Kecil Sejak Dini
Dampak kehadiran Ayah ternyata sudah bisa dirasakan sejak si Kecil masih balita lho, Bu. Studi yang dilakukan oleh Father Involvement Research Alliance menunjukkan bahwa balita dengan Ayah yang banyak terlibat dalam kehidupannya, cenderung lebih mudah bergaul, pandai memecahkan masalah, serta berani mengeksplorasi lingkungan yang ada di sekitarnya. Hal ini tentu dapat memudahkan si Kecil saat ia mulai bersekolah nanti.
Ayah Mendorong si Kecil untuk Lebih Berani Mengambil Risiko
Jika Ibu cenderung khawatir dengan berbagai hal yang si Kecil lakukan, Ayah memberikan pendekatan berbeda dengan mendorong sang anak untuk keluar dari zona nyaman dan lebih berani mengambil risiko. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Daniel Paquette, seorang psikolog dari Université de Montréal, Kanada, kehadiran Ayah dapat membuat si Kecil lebih berani untuk menghadapi rintangan dan memulai pembicaraan dengan orang yang baru dikenalnya.
Ayah Berperan Sebagai Pelindung si Kecil
Tak hanya mendampingi saat beraktivitas, sosok Ayah juga dibutuhkan untuk melindungi si Kecil dari situasi berbahaya dan pengaruh tidak baik yang ada di sekitarnya. Dengan kehadiran Ayah yang selalu memantau aktivitasnya, si Kecil pun bisa terhindar dari hal-hal yang bisa berdampak negatif. Selain itu, rasa aman karena kehadiran sang Ayah, dapat membuat si Kecil lebih bebas dalam melakukan berbagai aktivitas.
Ayah Memberikan Pengalaman Bermain yang Berbeda
Meskipun sama-sama memiliki manfaat bagi tumbuh kembangnya, bermain bersama Ibu dan Ayah ternyata memberikan pengalaman yang berbeda bagi si Kecil, lho. Jika Ibu cenderung memilih aktivitas yang terbilang “aman”, biasanya Ayah lebih sering mengajak si Kecil melakukan permainan yang berhubungan dengan fisik, kompetisi, dan rintangan. Hai tersebut baik untuk membangun keberanian dan rasa percaya diri si Kecil. Namun, bukan berarti bermain bersama Ayah itu lebih baik ya, Bu. Si Kecil tetap harus merasakan bermain bersama Ibu dan Ayah dengan seimbang, sehingga ia bisa mendapatkan pengalaman yang lebih maksimal.
Ayah Mendorong si Kecil jadi Lebih Disiplin
Walaupun Ibu juga mengajarkan kedisiplinan pada si Kecil, Ayah melakukannya dengan cara yang berbeda. Dalam buku berjudul Partnership Parenting karya psikolog serta psikiater anak Drs. Kyle Pruett dan Marsha Kline Pruett, disebutkan bahwa Ayah cenderung lebih tegas untuk menegakkan kedisiplinan pada anak, dibandingkan Ibu yang melakukannya melalui pendekatan emosional. Meskipun berbeda, dua carai tersebut saling melengkapi untuk menjadikan si Kecil lebih disiplin.
Minimnya peran ayah, akan menghadirkan resiko negatif seperti gangguan kelakuan sosial, peningkatan masalah psikologi, dan kurang percaya diri bagi anak. Lebih lanjut berimbas pada prestasi belajar pada anak.
Untuk menghindari berbagai masalah dalam perkembangan anak, sosok ayah mesti ikut berperan. Cara paling mudah adalah dengan meluangkan waktu, mendengarkan cerita, memberikan kehangatan pelukan, dan membuat anak merasa aman.